Optimalkan Lahan IP2TP, BSIP Dukung Penyediaan Benih Sumber Padi
Subang — Kementerian Pertanian terus memperkuat komitmennya dalam mencapai swasembada pangan. Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), sebagai salah satu unit kerja kementerian, berperan aktif dalam mewujudkan target ini, salah satunya melalui penyediaan benih sumber padi. Pada 2024, hasil nyata mulai terlihat, khususnya dari optimalisasi lahan di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Pusakanagara yang dikelola oleh BSIP Jawa Barat.
Pada Rabu (16/10), panen perdana benih sumber padi berhasil dilakukan di area seluas 7 hektare. Empat varietas unggulan yang dipanen adalah Inpari 47, Inpari 48, Inpari 49, dan Cisaat. Varietas-varietas ini dipilih karena dinilai cocok untuk kondisi pertanian di Jawa Barat, baik dari segi preferensi rasa, bentuk, serta produktivitas yang tinggi dengan potensi hasil lebih dari 9 ton per hektare.
Kepala BSIP, Prof. Dr. Fadjry Djufry, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini. "Alhamdulillah, hari ini kita berhasil memanen benih sumber kelas SS dengan target sekitar 24 ton. Benih ini akan didistribusikan untuk diseminasi dan fasilitasi penyediaan benih sumber," ujar Fadjry. Ia juga menambahkan bahwa kehadiran IP2TP di BSIP Jawa Barat diharapkan dapat mendukung produksi benih sumber secara berkelanjutan serta memberikan kontribusi signifikan bagi kebutuhan benih padi petani di wilayah tersebut.
Lahan IP2TP Pusakanagara sendiri terletak di Desa Pusakaratu, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, dengan total luas mencapai 30 hektare. Dengan panen perdana ini, harapan untuk menjadikan IP2TP Pusakanagara sebagai pusat produksi padi berkelanjutan semakin mendekati kenyataan.