Mentan Amran Canangkan Kalimantan Barat Mampu Ekspor Beras dari Batas Negara
Upaya serius Kementerian Pertanian mendukung komitmen Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada pangan, dilakukan melalui program peningkatan produksi padi di Indonesia salah satunya di Provinsi Kalimantan Barat.
Dalan lawatannya ke Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimatan Barat pada Kamis (21/11), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau kegiatan Perluasan Areal Tamam (PAT) melalui Optimalisasi Lahan Rawa (Opla) yang tengah berlangsung.
Didampingi Kepala BSIP Prof. Fadjry Djufry dan Kepala BBPSIP Dr. Syamsuddin selaku penanggung jawab PAT di Kalimantan Barat, Mentan Amran mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Opla yang berlangsung cukup baik. Berdasarkan laporan Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Barat, progres konstruksi fisik lahan Opla di Kalimantan Barat telah mencapai 34.573 ha atau 88%.
Dalam arahannya, Mentan Amran menargetkan 242 ribu hektar luas baku sawah di Kalimantan Barat mampu tanam padi dari 1 atau 2 kali, menjadi 3 kali dalam setahun. Sehingga produksi beras di Kalimantan Barat akan meningkat dan surplus beras tersebut dapat diekspor ke negara tetangga
"Jika dihitung Kalbar bisa ekspor hingga 1,5 juta ton. Bayangkan betapa terhormatnya Kalimantan Barat di mata dunia, jika mampu memberi makan negara tetangga." tegas Mentan dalam arahannya.
Swasembada yang ditargetkan terwujud dalam 4 tahun diyakini bisa tercapai melalui sinergitas yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dengan TNI dan Polri mendukung petani di lapangan. Dengan program PAT, optimalisasi lahan, intensifikasi, ekstensifikasi melalui cetak sawah baru, Mentan optimis 242 ribu hektar sawah di Kalimantan Barat mampu tanam padi 3 kali setahun.
Dengan adanya program PAT melalui Opla ini, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian, memperkuat ketahanan pangan, serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap teknologi pertanian yang tepat guna, serta sarana prasarana yang mendukung kegiatan usahatani yang lebih modern dan efisien.